SEJARAH SINGKAT GEREJA PEMBERITA INJIL (GEPEMBRI)


Hari ini (8 Maret 2020) kita merayakan 72 tahun gereja kita. Semua itu hanya karena anugerah dan karya Tuhan yang menggerakkan hati dan memberikan visi yang jelas kepada Pdt. Jason Stephen Linn untuk mendirikan “The Cantonese Church of Christ,” yaitu GEREJA PEMBERITA INJIL.

Pdt. Jason S. Linn adalah misionari dari “Chinese Foreign Missionary Union” (CFMU). Pdt. Jason S. Linn diutus dari Tiongkok ke Borneo, yaitu pedalaman Kalimantan, Indonesia. Beliau tinggal di antara suku Dayak dan mengabarkan Injil kepada mereka selama 15 tahun lamanya.

Selanjutnya, Pdt. Jason S. Linn digerakkan oleh Roh Kudus untuk melihat begitu banyak orang Tionghoa berdialek Cantonese di Jakarta, tetapi tidak ada orang yang mengabarkan Injil kepada mereka. Maka pada tanggal 7 Maret 1948 didirikan gereja di Jakarta dan dimulailah kebaktian.

Oleh anugerah Tuhan Injil diberitakan, bukan hanya kepada orang Tionghoa berdialek Cantonese tetapi suku-suku lain juga memperoleh anugerah keselamatan. Sesuai dengan tekad melaksanakan Amanat Agung untuk memberitakan Injil, pada tahun 1960 gereja kita berganti nama menjadi “Gereja Beritakan Injil” yang kemudian diubah menjadi “Gereja Pemberita Injil” yang disingkat GEPEMBRI.

Ketika Pdt. Jason S. Linn telah lanjut usia, beliau pun pensiun dengan hormat pada tahun 1965 dan tongkat penggembalaan diserahkan kepada Pdt. John Zachariah. Pdt. Jason Linn dipanggil pulang ke rumah Bapa di sorga pada tahun 1986. Dalam rangka mengenang dan menghargai dedikasi, semangat dan kesetiaan pelayanan Pdt. Jason S. Linn, maka Gepembri Kemurnian mendirikan sebuah gedung serba guna di seberang gedung gereja yang diberi nama “Wisma Jason Stephen Linn” dan diresmikan pada tanggal 8 Maret 2008.

Di bawah penggembalaan dan kepemimpinan Pdt. John Zachariah, Injil terus dikabarkan ke berbagai tempat di Indonesia. Oleh karena pekerjaan pengabaran Injil yang terus berkembang, maka pada tanggal 7 Maret 1976 disepakati untuk membentuk Komisi Pengutusan Injil. Sejak saat itu Tuhan terus memperluas pelayanan Gepembri dengan berdirinya jemaat di Bandung (1968), Denpasar (1976) dan Pekalongan (1976). Demi pengembangan pelayanan secara integral dan juga meningkatkan kerjasama pelayanan beberapa jemaat di dalam satu badan, maka pada tanggal 7 Maret 1978 dibentuklah Sinode Gepembri dengan Pdt. John Zachariah sebagai ketua Sinode yang pertama.

Pembentukan Sinode menjadi momentum untuk terus melakukan pekerjaan pengabaran Injil dengan giat dan Tuhan terus menambahkan bakal jemaat-bakal jemaat (Pos PI) yang baru. Sinode Gepembri di bawah kepemimpinan Pdt. John Zachariah (1978-1995) dapat mendirikan bakal jemaat di Batam (1992) dan memulai pekerjaan pengabaran Injil di Kalimantan Barat sejak tahun 1979, membentuk Perwakilan Gepembri Wilayah Kalimantan Barat (yang sekarang menjadi Gepembri Klasis Kalimantan Barat) dan mendirikan 12 bakal jemaat (s/d tahun 1993). Gepembri Denpasar pun dengan hati yang berkobar-kobar membuka bakal jemaat di Banyuwangi dan Lombok (1998). Gepembri Kemurnian juga mendirikan bakal jemaat Kelapa Gading (1984), Jembatan Besi (1986), Reni Jaya (1986), serta pelayanan siswa di sekolah Pelita, Jakarta (1993).

Bakal jemaat Kelapa Gading telah ditetapkan menjadi Jemaat dewasa mandiri pada tahun 1988 dan sejak saat itu terus berkembang dan membuka 3 (tiga) bakal jemaat yang baru, yaitu Tanjung Priok (1997, telah ditetapkan menjadi Jemaat dewasa mandiri pada tahun 2016), Bogor (1997) dan Depok (2000). Bakal jemaat Jembatan Besi pun telah ditetapkan menjadi Jemaat dewasa mandiri pada tahun 1999.
Pada tahun 1993, Pdt. John Zachariah menyerahkan tongkat penggembalaan di Gepembri Kemurnian kepada Pdt. Hardi Farianto. Di bawah kepemimpinan Pdt. Hardi Farianto, Gepembri Kemurnian dapat mendirikan 3 bakal jemaat yang baru, yaitu Bekasi (1996, telah ditetapkan menjadi Jemaat dewasa mandiri pada tahun 2017), Dadap (1998) dan Daan Mogot Baru (1999, telah ditetapkan menjadi Jemaat dewasa mandiri pada tahun 2010).

Di bawah kepemimpinan Pdt. John Zachariah, melalui Sidang Raya Sinode ke-6 di Denpasar pada tahun 1992, telah diputuskan untuk membangun Graha Gepembri untuk dijadikan sebagai pusat kegiatan dalam mengembangkan pelayanan Sinode Gepembri. Setelah melalui berbagai hambatan, pada akhirnya gedung tersebut dapat selesai dibangun dan ditahbiskan pada tahun 2000. Dalam rangka mengenang dan menghargai dedikasi, semangat dan kesetiaan pelayanan Pdt. John Zachariah, maka aula utama dari Graha Gepembri diberi nama “Auditorium John Zachariah.” Pada bulan Januari 1995 Pdt. John Zachariah dipanggil pulang ke rumah Bapa di sorga. Tongkat kepemimpinan di Sinode dilanjutkan oleh Pdt. Daudi Rachmat selama 1 (satu) periode (1995-1998) dan Pdt. Hardi Farianto (1998-sekarang).

Di bawah kepemimpinan Pdt. Hardi Farianto, pekerjaan pengabaran Injil terus dikembangkan ke daerah-daerah lainnya. Dua belas bakal jemaat di Kalimantan Barat terus berkembang sampai dengan saat ini telah menjadi 83 jemaat, 25 di antaranya telah ditetapkan menjadi Jemaat dewasa mandiri. Oleh karena semakin berkembangnya jemaat dan luasnya jangkauan pelayanan, dalam Sidang Raya ke XIII pada bulan Maret 2019 telah ditetapkan untuk melakukan pemekaran terhadap jumlah klasis di Kalimantan Barat. Dalam sidang klasis Kalimantan Barat pada bulan September 2019 diputuskan bahwa klasis yang ada akan dimekarkan menjadi 4 klasis, yaitu Klasis Kalimantan Barat (20 jemaat, 6 dewasa mandiri), Klasis Kalimantan Barat 1 (20 jemaat, 6 dewasa mandiri), Klasis Kalimantan Barat 2 (17 jemaat, 6 dewasa mandiri) dan Klasis Kalimantan 3 (26 jemaat, 7 dewasa mandiri).

Pekerjaan misi pun berkembang ke Kalimantan Tengah (saat ini telah ada tiga bakal jemaat). Kalimantan Timur pun dijangkau dan pada tahun 2006 telah dibentuk Gepembri Klasis Kalimantan Timur. Saat ini terdapat 8 jemaat di sana, 3 (tiga) di antaranya, yaitu Bigung Baru, Jengan Danum dan Sumber Sari, telah ditetapkan menjadi Jemaat dewasa mandiri. Pelayanan juga meluas ke pulau Sulawesi dengan berdirinya Gepembri Menado (2003) dan juga ke pulau Nias dengan berdirinya Gepembri Hilibadalu di Nias Barat dan Onositoli di Gunung Sitoli.

Saat ini Gepembri telah tersebar di 13 propinsi di Indonesia. Dari 1 (satu) jemaat di Kemurnian kini telah memiliki 115 jemaat. Namun pekerjaan misi belum selesai karena masih banyak jiwa yang belum disentuh oleh Injil. Oleh sebab itu, di ulang tahun ke-72 ini, marilah kita terus bersehati untuk melaksanakan Amanat Agung Tuhan sampai Yesus datang kembali menjemput kita. Kiranya Tuhan menolong kita setia sampai akhir.

Jakarta, 8 Maret 2020

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PEMEKARAN KLASIS DI PROPINSI KALIMANTAN BARAT

"Pastori" dalam Pelayanan Gembala Jemaat Lokal